Translate

Unknown
 Media adalah kumpulan zat organik maupun zat anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat, yaitu :
1.        Susunan makanan  : aiar,  sumber karbon, nitrogen, mineral, vitamin, gas
2.        Tekanan osmose : isotonis (sama); hipertonis plasmoptysis (plasma pecah)     ;hipotonis (plasmolisis sel mengembang à pecah)
3.        Derajat keasaman pH netral
4.        Temperatur n: 370 C
5.        Sterilisasi
           Cara membuat media :
1.        Mencampur bahan-bahan, garam-garam ditambahkan akuades dipanaskan     sehingga homogin
2.        Menyaring medium dengan kertas saring
3.        Menentukan dan mengatur pH
4.        Memasukkan medium ke tempat tertentu, sebelum disteril medium          dimasukkan ke dalam tabung steril kemudian ditutup kapas, bagian kapas     dibungkus kertas supaya tidak basah
5.        Sterilisasi umum
            Penggolongan media terbagi menjadi
1.        Konsistensi : padat, setengah padat, cair
2.        Penggunaan : kaya, selektif, deferensial, eksklusif, penyubur, penyimpan,
3.        Tingkatan : sederhana, kaya
4.        isi : basal, campuran
5.        Macam :hidup dan buatan
6.        Pernafasan : anaerob dan aerob

                  
 Alat dan Bahan          :
1.         Timbangan kodok
2.         Tabung reaksi
3.         Tabung durham
4.         Labu erlenmeyer
5.         Beker gelas
6.         Pipet ukur
7.         Kertas payung
8.         Na2HPO4
9.         NaCl
10.     Kapas
11.     Autoclave
12.     Sendok penyu
13.     Rak kayu
14.     Panci pemanas
15.     Akuades steril
16.     PCA
17.     Lactosa Broth Triple streng dan single streng
18.     Mac Conkey

           Cara kerja       :
1.      Pembuatan Media Mac Conkey
a.    Menimbang bahan sebanyak 5,0 gram pada timbangan
b.    Memasukkan pada labu Erlenmeyer dan menambahkan akuades sampai 100     ml.
c.    Menuangkan dalam keadaan panas larutan tersebut ke petridish masing-    masing  15-20 ml
d.    Petridish ditutup dan diikat dengan tali
e.    Menyeterilkan petridish dengan autoclave pada suhu 1210 C selama 15-20  menit
f.     Setelah selesai sterilisasi media ditunggu hingga dingin kemudian dimasukkan ke kulkas.

            2.       Pembuatan nedia PCA (Plate Count Agar)
a.      Bahan ditimbang sesuikan dengan packing bahan/liter misal 23,5 gr/lt
b.      Masukkan dalam labu erlenmeyer ditambah akuades sampai 100 mL
c.       Panaskan dalam air mendidih sambil sesekali digojok sampai media homogin sehingga menjadi jernih
d.      Ditutup dengan kapas dan kertas samak serta diikat tali kenur
e.      Disterilkan ke dalam autoclave suhu 1210 C selama 15-20 menit

3.         Pembuatan larutan PBS (Phospst BuffervSaline) : cair
a.    NaCl 0,9 gram larutkan dengan akuades 100 mL(menjadi larutan 0,9 % NaCl) dalam labu erlenmeyer
b.    Timbang Na2HPO4 gram dan  K2HPO4 1,8 gram
c.    Bahan a dan b dicampur  masukkan dalam labu erlenmeyer dan digojok, dituang ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 mL dengan pipet
d.    Tabung disumbat dengan kapas masukkan dalam beker gekas ditutup dengan kertas payung dan diikat talimkenur
e.    Disterilkan ke dalam autoclave suhu 1210 C selama 15-20 menit

             4.         Pembuatan media Lactosa Broth Single Strenght
a.    Timbang LB Single streng 1,3 gram larutkan dalam akuades 100 ml campur hingga homogin
b.    Tuangkan dalam tabung reksi yang di dalamnya terdapat tabung durham posisi terbalik sebanyak 10 ml
c.    Tabung disumbat dengan kapas dan dimasukkan dalam beker gelas dan ditutup dengan kertas payung diikat tali kenur
d.    Disterilkan ke dalam autoclave suhu 1210 C selama 15-20 menit

5.         Pembuatan media Lactosa Broth Triple Strenght : cair
a.    Timbang LB triple streng 3,9 gram dilarutkan dalam akuades 100 ml campur hingga homogin
b.    Tuangkan dalam tabung reksi yang di dalamnya terdapat tabung durham posisi terbalik sebanyak 5 ml
c.    Tabung disumbat dengan kapas dan dimasukkan dalam beker gelas dan ditutup dengan kertas payung diikat tali kenur
d.    Disterilkan ke dalam autoclave suhu 1210 C selama 15-20 menit

6.         Pembuatan media BGLB : cair misal 40 gr/lt
a.    Timbang BGLB 4 gram dilarutkan dalam akuades 100 ml campur hingga homogin dalam labu erlenmeyer
b.     Tuangkan dalam tabung reksi yang di dalamnya terdapat tabung durham posisi terbalik sebanyak 10 ml
c.    Tabung disumbat dengan kapas dan dimasukkan dalam beker gelas dan ditutup dengan kertas payung diikat tali kenur
d.    Disterilkan ke dalam autoclave suhu 1210 C selama 15-20 menit


Dalam pembuatan media harus dilakukan dengan teknik aseptis baik pada pembuatan media cair maupun padat.


Unknown

Sering kali kita melihat orang yang memilki kecepatan pernapasan dan kedalaman pernapaan berbeda antara yang satu dengan lainnya. Alat untuk mengukur kapasitas paru
adalah Spirometer. Spirometer adalah suatu piranti untuk mengukur volume udara yang dihirup dan ditampung sejenak dalam paru-paru. Ini merupakan suatu ketepatan tekanan diferensial transducer untuk pengukuran laju alir pernapasan.
Dalam pengukuran kapasitas paru dikenal beberapa istilah, seperti :
1.      Vital Capasity (VC) / Kapasitas Vital
→ adalah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
2.      Forced Vital Capasity (FVC)
→ adalah volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan secara paksa serta cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin.
3.      Forced Expiratory Volume in First Second (FEV1)
→ adalah volume udara yang dikeluarkan pada detik pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada pernafasan penuh.
Pengukuran Kapasitas paru, disebut :
1.      Normal, bila : a. FVC ≥ 70% dan FEV1 ≥ 80%
      Rasio FEV1 / FVC : 75-80%
2.      Tidak normal, bila :
      a. Obstructive     : FEV1 < 80%
      b. Restructive    : FVC < 70%
      c. Combination  : FVC < 70% dan FEV1 < 80%
Sebagian dari volume statis paru-paru dapat diukur dengan spirometer yaitu: tidal volume dan kapasitas vital (vital capacity). Tidal volume adalah volume pernapasan normal yaitu dengan menghembuskan udara ekspirasi biasa ke dalam spirometer setelah inspirasi biasa. Kapasitas vital adalah volume ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal (Siregar, 2002).
            Walaupun ekspirasi sudah maksimal, tetapi masih tetap ada udara yang tersisa dalam paru-paru disebut volume residu (residual volume). Volume udara dalam paru-paru setelah ekspirasi normal disebut kapasitas residu fungsional (Functional Residual capacity). Kedua volume paru-paru yang terakhir ini tidak dapat diukur dengan spirometer. Volume ini dapat diukur dengan menggunakan teknik pengenceran gas (gas dillution) atau dengan Pletismograf. Kapasitas paru-paru  (Total Lung Capacity) adalah kapasitas vital + volume residu (Siregar, 2002).
Respirasi abnormal ini mempunyai karekteristik yaitu kekuatan kecepatan ekspirasi yang lambat (FEV1/FVC lambat). Ini terjadi pada orang yang asma atatu empisemia, peningkatan voume residu dan residu fungsional kapasitas dan penurunan kapasitas vital adalah hal yang paling mudah dilihat. Pada seseorang yang mengalami penyakit ini volume parunya sama dengan orang normal. Contohnya: asma, bronchitis, dan emfisema (Odhemila, 2008). Penyakit restriktif ditandai dengan kondisi lebih nyata oleh reduksi pada kapasitas total paru. Ventilasi restriktif mungkin disebabkan kerusakan pulmonary, fibrosi pulmo (kaku abnormal, non komplikasi paru), atau karena nonpulmo deficit, mencakup kelemahan otot pernapasan, kelumpuhan, dan kelainan bentuk atau kekakuan dari dinding dada (Odhemila,2008).
Pada tes pulmonari, individu yang mengalami ventilasi restriktif memiliki penurunan kapasitas total paru, penurunan residu fungsional, dan penurunan residu pulmonal. Ketika kekuatan kapasitas vital (FVC) mungkin sangat turun, kekuatan volume ekspirasinya pada waktu satu detik dibagi dengan kekuatan kapasitas vital (FEV1/FVC) biasanya normal atau meningkat dari normal yang seharusnya mengalami penurunan karena tekanan keelastisan paru menurun (Odhemila,2008). Karena tekanan pleura drop memaksa paru menjadii inflamasi, kedalaman pernapasan pada orang yang mengalami restriktif berbeda dibandingkan pada orang yang normal, dan meraka mengakhiri pernapasan dengan pernapasan dangkal dan cepat (Odhemila,2008).

             
Alat
No
Nama dan Spesifikasi Alat
Jumlah
1
Spirometer
1
2
Penjepit hidung
1
3
Printer
1
4
Daya listrik
1
5
Timbangan badan dengan ketelitian 0,1 kg untuk mengukur Berat Badan (BB)
1
6
Meteran gulung (microtoise) untuk mengukur Tinggi Badan (TB)
1

            Bahan
No
Nama dan Spesifikasi Bahan
Jumlah
1
Kertas struk printer
1
2
Mounpase
1

 Prosedur kerja:
1.       Mengecek kelengkapan alat
2.       Merangkai alat dan kelengkapannya
3.       Memasang tranduser atau saringan
4.       Menghidupkan power dengan menekan tombol ON
5.       Menekan tombol ID → KETIK Nomor urut
6.       Menekan tombol : ENTRY
7.       Menekan tanda atau tombol : JENIS KELAMIN/Sex : Male or Female
8.       Menekan tombol : ENTRY
9.       Mengetik : Umur
10.   Menekan tombol : ENTRY
11.   Mengetik : Tinggi badan (TB → cm)
12.   Menekan tombol : ENTRY
13.   Mengetik : Berat badan (BB → kg)
14.   Hidung ditutup dengan penutup hidung (penjepit) supaya udara tidak melewati hidung dan memastikan tidak bocor.
15.   Sebelum dimulai pengukuran, latihan bernafas terlebih dahulu, bernafas melalui mulut sebanyak 3-4 kali, kemudian menarik nafas sampai penuh dan menghembuskan sekuat tenaga, mengulang sebanyak 3 kali.
16.   Menghidupkan FVC = bernafas penuh langsung menghembuskan sebanyak 3 kali.
17.   Menekan tombol STOP
18.   Muncul gambar grafik
19.   Printer dihidupkan (ON)
20.   Menekan tombol PRINT
21.   Mengeluarkan kertas dengan menekan tombol FEED
22.   Mematikan alat dengan menekan tombol OFF