Sering kali kita melihat orang yang memilki kecepatan pernapasan dan kedalaman pernapaan berbeda antara yang satu dengan lainnya. Alat untuk mengukur kapasitas paru adalah Spirometer. Spirometer adalah suatu piranti untuk mengukur volume udara yang dihirup dan ditampung sejenak dalam paru-paru. Ini merupakan suatu ketepatan tekanan diferensial transducer untuk pengukuran laju alir pernapasan.
Dalam pengukuran kapasitas paru dikenal
beberapa istilah, seperti :
1. Vital Capasity
(VC) / Kapasitas Vital
→ adalah volume
udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya
secara maksimum.
2. Forced Vital
Capasity (FVC)
→ adalah volume
udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru, dan secara paksa serta
cepat mengeluarkannya semaksimum mungkin.
3. Forced
Expiratory Volume in First Second (FEV1)
→ adalah volume
udara yang dikeluarkan pada detik pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada
pernafasan penuh.
Pengukuran Kapasitas paru, disebut :
1. Normal, bila : a.
FVC ≥ 70% dan FEV1 ≥ 80%
Rasio FEV1 / FVC : 75-80%
2. Tidak normal,
bila :
a. Obstructive
: FEV1 < 80%
b.
Restructive : FVC < 70%
c. Combination
: FVC < 70% dan FEV1 < 80%
Sebagian dari volume statis paru-paru dapat diukur dengan spirometer yaitu:
tidal volume dan kapasitas vital (vital
capacity). Tidal volume adalah volume pernapasan normal yaitu dengan
menghembuskan udara ekspirasi biasa ke dalam spirometer setelah inspirasi
biasa. Kapasitas vital adalah volume ekspirasi maksimal setelah inspirasi
maksimal (Siregar, 2002).
Walaupun ekspirasi sudah maksimal, tetapi masih tetap ada udara yang tersisa
dalam paru-paru disebut volume residu (residual
volume). Volume udara dalam paru-paru setelah ekspirasi normal disebut
kapasitas residu fungsional (Functional
Residual capacity). Kedua volume paru-paru yang terakhir ini tidak dapat
diukur dengan spirometer. Volume ini dapat diukur dengan menggunakan teknik
pengenceran gas (gas dillution) atau dengan Pletismograf.
Kapasitas paru-paru (Total Lung
Capacity) adalah kapasitas vital + volume residu (Siregar, 2002).
Respirasi abnormal ini mempunyai
karekteristik yaitu kekuatan kecepatan ekspirasi yang lambat (FEV1/FVC
lambat). Ini terjadi pada orang yang asma atatu empisemia, peningkatan voume
residu dan residu fungsional kapasitas dan penurunan kapasitas vital adalah hal
yang paling mudah dilihat. Pada seseorang yang mengalami penyakit ini volume
parunya sama dengan orang normal. Contohnya: asma, bronchitis, dan emfisema
(Odhemila, 2008). Penyakit restriktif ditandai dengan kondisi lebih nyata oleh
reduksi pada kapasitas total paru. Ventilasi restriktif mungkin disebabkan
kerusakan pulmonary, fibrosi pulmo (kaku abnormal, non komplikasi paru), atau
karena nonpulmo deficit, mencakup kelemahan otot pernapasan, kelumpuhan, dan
kelainan bentuk atau kekakuan dari dinding dada (Odhemila,2008).
Pada tes pulmonari, individu yang
mengalami ventilasi restriktif memiliki penurunan kapasitas total paru,
penurunan residu fungsional, dan penurunan residu pulmonal. Ketika kekuatan
kapasitas vital (FVC) mungkin sangat turun, kekuatan volume ekspirasinya pada
waktu satu detik dibagi dengan kekuatan kapasitas vital (FEV1/FVC)
biasanya normal atau meningkat dari normal yang seharusnya mengalami penurunan
karena tekanan keelastisan paru menurun (Odhemila,2008). Karena tekanan
pleura drop memaksa paru menjadii inflamasi, kedalaman pernapasan pada orang yang mengalami
restriktif berbeda dibandingkan
pada orang yang normal, dan meraka mengakhiri pernapasan dengan pernapasan
dangkal dan cepat (Odhemila,2008).
Alat
No
|
Nama dan Spesifikasi Alat
|
Jumlah
|
1
|
Spirometer
|
1
|
2
|
Penjepit
hidung
|
1
|
3
|
Printer
|
1
|
4
|
Daya listrik
|
1
|
5
|
Timbangan
badan dengan ketelitian 0,1 kg untuk mengukur Berat Badan (BB)
|
1
|
6
|
Meteran
gulung (microtoise) untuk mengukur Tinggi Badan (TB)
|
1
|
Bahan
No
|
Nama dan Spesifikasi Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Kertas struk printer
|
1
|
2
|
Mounpase
|
1
|
Prosedur kerja:
1. Mengecek kelengkapan alat
2. Merangkai alat dan kelengkapannya
3. Memasang tranduser atau saringan
4. Menghidupkan power dengan menekan
tombol ON
5. Menekan tombol ID → KETIK Nomor urut
6. Menekan tombol : ENTRY
7. Menekan tanda atau tombol : JENIS
KELAMIN/Sex : Male or Female
8. Menekan tombol : ENTRY
9. Mengetik : Umur
10. Menekan tombol : ENTRY
11. Mengetik : Tinggi badan (TB → cm)
12. Menekan tombol : ENTRY
13. Mengetik : Berat badan (BB → kg)
14. Hidung ditutup dengan penutup hidung
(penjepit) supaya udara tidak melewati hidung dan memastikan tidak bocor.
15. Sebelum dimulai pengukuran, latihan
bernafas terlebih dahulu, bernafas melalui mulut sebanyak 3-4 kali, kemudian
menarik nafas sampai penuh dan menghembuskan sekuat tenaga, mengulang sebanyak
3 kali.
16. Menghidupkan FVC = bernafas penuh
langsung menghembuskan sebanyak 3 kali.
17. Menekan tombol STOP
18. Muncul gambar grafik
19. Printer dihidupkan (ON)
20. Menekan tombol PRINT
21. Mengeluarkan kertas dengan menekan
tombol FEED
22. Mematikan alat dengan menekan tombol
OFF
nice post author, bolehkah saya minta foto alat spirometer yang digunakan untuk praktikum di atas?