Tujuan mahasiswa berkunjung di LOKA LITBANG bagian vektor nyamuk adalah untuk mengetahui
bagaimana morfologi nyamuk, habitat nyamuk, cara kolonisasi nyamuk, cara pengawetan nyamuk, serta mengetahui
alat-alat yang digunakan pada saat melakukan praktek lapangan untuk survey
nyamuk.
Penjelasan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
Penjelasan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
MORFOLOGI NYAMUK
Taksonomi
nyamuk
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Diptara
Sub
ordo : Nematocera
Family : Culicidae
Sub
family :
- Anopheline Genus : Anopheles
- Culicidae Genus : Aedes, Culex, Mansonia
MORFOLOGI NYAMUK DEWASA
Genus Anopheles
a.
Urat sayap bercak pucat dan
gelap.
b.
Ujung palpus jantan membesar
(club shape).
c.
Palpus sama panjang dengan
proboscis.
d.
Palpus Bergelang pucat atau
tidak sama sekali.
e.
Scutelum membulat, tidak
punya lobus.
f.
Abdomen tidak bersisik.
g.
Kaki panjang dan langsung,
kaki belakang sering terdapat bintik-bintik
(bernoda pucat).
Genus Aedes
a.
Abdomen betina lancip
ujungnya dan punya cerci yang lebih panjang daripada nyamuk lain.
b.
Terdapat bercak-bercak putih
keperakan atau putih kekuningan pada tubuhnya yang berearna hitam.
c.
Bagian dorsal dari thorax
terdapat bentuk bercak yang khas berupa dua garis sejajar di bagian tengah (Aedes albopictus) dan dua garis lengkung
di tepinya (Aedes aegepty).
Gambar
:
d.
Sayap tidak bercak-bercak
dan transparan.
e.
Pada nyamuk betina, palpus
maxilaris lebih pendek daripada probosis dan ujung abdomen runcing.
Genus Culex
a.
Sayap tidak bercak-bercak.
b.
Thorax tanpa noda-noda putih
( tanpa bercak-bercak).
c.
Nyamuk betina palpus
maxilaris lebih pndek daripada proboscis dan ujung abdomen tumpul (membulat).
d.
Scutelum
Genus Mansonia
a.
Sayap bercak-bercak besar
dengan sisk warna gelap dan terang bergantian.
b.
Nyamuk betina, palpus
maxilaris lebih pendek daripada proboscis.
MORFOLOGI PUPA NYAMUK
Genus Anopheles
a.
Bentuk bengkong seperti
tanda tanya, bagian kepala membesar.
b.
Terdapat terompet udara
pendek dan celah antara keduanya sebagai alat pernafasan.
c.
Memiliki kantung udara pada
bakal sayap.
d.
Memiliki sepasang pengayuh
pada bagian ekor untuk pergerakan.
Genus Aedes
a.
Bentuk bengkong seperti
tanda tanya, bagian kepala membesar.
b.
Memiliki sepasang terompet
udara yang pendek (lebih panjang dari Anopheles).
Genus Culex
a.
Bentuk bengkong seperti
tanda tanya, bagian kepala membesar.
b.
Memiliki terompet udara
seperti Aedes, yang menempel pada
permukaan air.
Genus Mansonia
a.
Bentuk bengkong seperti
tanda tanya, bagian kepala membesar.
b.
Memiliki terompet udara yang
menembus tanaman air.
MORFOLOGI LARVA NYAMUK
Pada dasarnya
larva nyamuk anopheles, aedes, culex, dan mansonia adalah sama. Hanya saja yang
spesifik adalah posisi istirahat, siphon, dan spiracle
Genus Anopheles
a.
Memiliki spiracle sebagai
alat pernafasan.
b.
Posisi istirahat horizontal.
Genus Aedes
a.
Memiliki siphon sebagai alat
pernafasan.
b.
Posisi istirahat vertical (
membentuk sudut ) dengan kepala di bawah dan siphon menempel pada permukaan air.
Genus culex
a.
Memiliki siphon yang panjang
dan runcing.
b.
Posisi istirahat
vertikaldengan membentuk sudut.
Genus Mansonia
a.
Memiliki siphon yang pendek
dan runcing.
b.
Posisi istirahat vertical.
MORFOLOGI TELUR NYAMUK
Genus Anopheles
a.
Bentuk seperti perahu
dilengkapi pelampung.
b.
Telur diletakkan
sendiri-sendiri dalam air dan tidak tahan kering.
Genus Aedes
a.
Bentuk elips/seperti cerutu,
warna hitam dan tampak berlubang-lubang.
b.
Diletakkan sendiri-sendiri
pada dinding di atas permukaan air dan tahan kering sampai berbulan-bulan.
c.
Segera menetas bila
tergenang air.
Genus Culex
a.
Bentuk elips/seperti cerutu,
warna kehitaman.
b.
Diletakkan berkelompok dan tidak tahan kering.
Genus Mansonia
a.
Salah satu ujung runcing dan
mengalami penebalan untuk menusuk pada akar atau daun tumbuhan air (eceng
gondok, kangkung, eichornia).
b.
Diletakkan berkelompok di
bawah permukaan daun atau akar tanaman air dan tidak tahan kering.
HABITAT dan KEHIDUPAN NYAMUK DEWASA
Genus Anopheles : nyamuk
Anopheles sering ditemukan di air
sawah, Saluran irigasi, dan air
payau. Menggigit di dalam rumah (endofagik)
dan di luar rumah (eksofagik),
menggigit di malam hari, saat istirahat posisi tubuh menungging atau proboscis
dan tubuh dalam satu sumbu.
Genus Aedes :
nyamuk Aedes menggigit di dalam rumah(endofagik) dan di luar rumah (eksofagik), menggigit pada siang hari. Pada saat istirahat posisi
tubuh datar (proboscis dan tubuh tidak dalam satu sumbu)
Genus Culex :
nyamuk Culex menggigit di dalam rumah
(indoor) dan di luar rumah (out door), menggigit pada malam hari. Pada saat istirahat posisi
tubuh dasar (probosis dan tubuh tidak dalam satu sumbu).
Genus Mansonia :
nyamuk mansonia menggigit di luar rumah dan menggigit di malam hari. Pada saat
menggigit posisi tubuh datar (proboscis dan tubuh tidak dalam satu sumbu).
KOLONISASI NYAMUK Aedes aegepty
Alat dan bahan
a.
Makanan nyamuk
1.
Larutan gula/sukrosa
2.
Madu/royal jelly
b.
Sangkar nyamuk
1.
Ukuran 30x30x30.
2.
Handuk yang dibasahi sedikit
untuk mempertahankan kelembaban udara dalam sangkar.
c.
Aspirator untuk pengambilan
dan pemasukan nyamuk dalam sangkar
d.
Makanan larva nyamuk
e.
Alat kolonisasi larva nyamuk
1.
Nampan plastic
2.
Pipet mulut lebar
h.
Telur nyamuk pada kertas
saring
Cara kerja
1. Kolonisasi nyamuk dimulai
dengan menetaskan telur nyamuk yang terdapat pada kertas saring, yaitu dengan
merendamnya dalam nampan plastic yang diisi air sumur pompa setinggi kurang
lebih 1:2 cm. kepadatan larva 200-300 ekor.
2.
Setelah menetas larva diberi
makan berupa pelet lele yang digerus sagat halus.
3. Setelah larva menjadi pupa,
pupa dipindahkan dengan pipet bermulut lebar ke dalam mangkok yang diberi air
sebanyak sepertiga volume mangkok.
4. Setelah berumur dua hari
nyamuk betina diberi darah mamalia, untuk tempat oviposisi dipakai petridish,
diisi air separuhnya dan dipinggir
dalamnya ditaruh sehelai kertas saring.
Penangkaran Jentik Nyamuk pada mangkok dan Nyamuk Dewasa dengan Klambuninasi |
Gambar Jentik Nyamuk |
PENGAWETAN NYAMUK
Pengawetan
nyamuk menggunakan metode point pinning
Alat dan bahan
1. Jarum
serangka
2. Kertas segitiga
3. Perekat
Cara kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Menusuk
jarum serangka ke kertas segitiga (point)
3. Memberi
perekat pada ujung kertas segitiga (point)
4. Merekatkan
nyamuk pada ujung kertas segitiga (point)
5. Mengatur
tinggi kertas segitiga (point) pada jarum
Pengawetan nyamuk menggunakan metode point pinning |
Posting Komentar